Monday, August 29, 2011

Dibalik Senandung Na..Na...Na



Menuju akhir tahun biasanya sangat menyenangkan. Waktu dimana orang – orang mulai menikmati nuansa tahun baru yang cenderung ceria. Akan ada banyak keberuntungan yang mengikuti. Masa mendapatkan uang saku tambahan yang melimpah. Masa liburan yang panjang. Acara tv yang didominasi film – film asyik. Serta kesempatan bangun siang yang merupakan sebuah kesempatan langka bagi mahasiswa kambuhan. Semua orang berhak mendapatkan keberuntungan itu. Tidak terkecuali bagi D’Kantin. Keberuntungan itu muncul dalam bentuk undangan rekaman kolaborasi yang datang dari salah satu yayasan musik di Bali. Uyeee!


Yang membuat kami kaget bukan hanya datangnya kesempatan itu. Syarat untuk masuk dalam kolaborasi itu ternyata harus adanya komposisi unik atau komposisi tradisional didalam lagu. Melihat koleksi lagu kami, “oke...tidak ada yang bisa digabungkan dengan komposisi musik tradisional,” berfikir, dan tercetuslah sebuah ide. Ide untuk membuat satu lagu baru yang memang diperuntukkan untuk dijadikan sebuah lagu kolaborasi. Sebuah ide brilian yang muncul dari otak empat pemuda tanggung dengan kehidupan yang serba tanggung. Oh ya, mereka juga punya band tanggung. Band itu bernama D’Kantin. Oke, entah kenapa kita membicarakan ini ya?

Setelah membangkitkan aransemen musik lama yang sebenarnya pernah kami susun bertahun silam yang tertanam jauh dan sempat hampir dilupakan, rencana kedua adalah ‘berusaha’ memasukkan bebunyian tradisional kedalam musik-lama-yang-diaransemen-kembali-menjadi-lagu-baru (untuk selanjutnya kita sebut saja MLYDKMLB) tersebut. “Bagaimana jika diisi rindik? Biar lebih kerasa akustiknya?,” tawar sanjay. “Sekalian diisiin suling Bali yuk? Supaya kedengeran Balinya”, Usulku. Oh ya, bagaimana kalau mengundang sekaa Baleganjur biar tambah rame lagunya?” mereka pun menoleh kearahku. “Oke, usul yang tadi ‘ga jadi aja,” setelah tersadar bahwa usulku sepertinya akan mendapatkan penolakan maksimal dari mereka.

Beberapa saran sudah terkumpul setelah melalui voting secara laknat. Dalam hukum musyawarah, ketika keputusan sudah terambil maka tahap selanjutnya adalah penjalanan mandat. Khusus untuk masalah kami, mandat untuk melanjutkan MLYDKMLB itu terhenti oleh satu hal yang sangat penting. Tidak ada satupun dari kami yang bisa memainkan alat musik tradisonal. Oh, Astaga, Gusti! Tolong cabut bulu kaki mereka dengan lakban! Doaku pada seorang teman yang kebetulan berbulu kaki lebat.

Cara yang terlintas berikutnya adalah bertanya. Sebuah metode klasik yang akhirnya mampu melahirkan pepatah terkenal diseluruh dunia. Malu bertanya sesat dijalan. Shy to asked, lost in the jungle bebeh (Untuk yang versi bahasa inggris ini, sumpah, cuma bercanda koq). Dengan modal contact di hape yang entah kenapa didominasi penjual material bangunan dan dagang sate, kamipun mencoba untuk bertanya kepada kawan via sms, bertanya langsung dan merpati pos. Siapa tahu diantara mereka ada yang bisa atau kenal dengan teman yang bisa memainkan alat musik tradisional.

Tepat beberapa hari kemudian, Karung, bukan sebuah kantong yang terbuat dari goni tapi nama seorang teman, memberikan informasi berharga. Dia memberikan sebuah nama yang diyakini bisa membantu menyelesaikan masalah kami. Disebutlah nama itu sebagai Gung De. Selanjutnya, D‘kantin bersama dengannya melakukan kolaborasi hebat yang pada akhirnya merupakan cikal bakal lahirnya grup etnik harmoni khas Bali, Emoni.



Awal pertemuan dengan Gung De berlangsung akrab dan menyenangkan. Semangat yang terkobar dan dedikasi dirinya yang tinggi pada seni menumbuhkan harapan kami yang sebelumnya sempat turun beberapa fase. Janji pun dibuat. Masa jamming untuk menyelesaikan kolaborasi ditentukan. Ketatnya jadwal masing – masing personil D’Kantin tidak memungkinkan untuk bertemu dan berlatih bersama Gung De. Jadilah kita membuat pola latihan yang cukup unik. Jika aku (yudha), abe dan jayak tidak bisa, maka sanjay latihan intens berdua dengan Gung De. Beda setengah hari atau esoknya, sanjay bertemu dengan kami dan berlatih. Kadang formasi seperti ini bertahan dan kerap berubah – ubah. Tapi tidak mengapa. Demi menjaga konsistensi latihan dan menciptakan kolaborasi yang baik, hal seperti ini patut diperjuangkan.

latihan sebelum take vocal
abe dan tamborine berumur 150 tahun. *serius*



side project yudha & ws, -latihan musik aseli indonesia
Dua hari tersisa sebelum memasuki masa rekaman. Malam itu kami berkumpul dengan formasi lengkap untuk latihan perdana setelah seminggu lebih berjuang. Musik telah jadi sampai 90 persen. Karena terfokusnya perhatian kami pada pembuatan musik kolaborasi, kami lupa membuat lirik untuk MLYDKMLB itu. MLYDKMLB pun dimainkan hanya dengan gumaman na..na...na... hingga akhir lagu. Setelah latihan, sanjay pun didaulat sebagai pembuat lirik MLYDKMLB. Keputusan ini datang setelah melalui tingkat pemikiran gemilang otak Einstein kami. “San, kan kamu yang buat lagu awalnya, langsung aja buat liriknya ya? Daaa,,, Aku pulang dulu ya! “ Cklek, greeeng! Dia pun bengong.

Hari penebusan dosa pun tiba. Hari dimana kami bersama akan melakukan rekaman kolaborasi. Setelah pada hari sebelumnya kami berlatih pemantapan lagu dan lirik yang ditambal sulam, pada tanggal 22 November 2010, Studio Antida menjadi tempat curahan kreativitas kami. Dibantu oleh seorang kawan yang bersedia meluangkan waktunya mengunjungi kami, Gung WS dengan job barunya sebagai tukang fotografer keliling serta personal touch operator recording, Deny "Dialog Dini Hari" yang membuat suasana rekaman menjadi sangat menyenangkan. Dengan transformasi MLYDKMLB sehingga akhirnya berjudul Na..Na...Na..., terciptalah satu lagu yang bernafaskan keceriaan dan optimisme dibalut dengan nuansa tradisional yang unik. Ini lagu kami. Ber Na...Na...Na... lah bersama D’Kantin. :)

featuring with multitalented person \\m/, Gung De
diantara mereka ga ada yang namanya Deny DDH, suerr!!
ini operator yang asli, Deny DDH
*Untuk pertama kalinya, D’Kantin melempar single ini kepada teman – teman. Silakan Diunduh dibawah ini dan mari bersenandung bersama kami.

DKANTIN feat. Gungde Emoni: Na..Na..Na...

9 comments:

  1. tak kasi "jempol ngepot" (kalo kata abe)... keren!!!!!

    ReplyDelete
  2. mnataf.................

    mju trus......cpt bwt vidionya..................!!!!!!!

    ReplyDelete
  3. anjriiitttt, merinding denger intro nya bangskayyy kereennn sekali kawan,. wuih kalo sudah om deny operatornya saya angkat tangannnn !!! muanteppp @@ kapan kita satu panggung ini waduhhh pengen sekalii :D

    ReplyDelete
  4. @Bayu : Terima kasih kawan... mari kita terus berkarya. Boleh juga tuh idenya wat maen satu panggung:D

    ReplyDelete
  5. @kesumamerta : Mantaaaf.... Mari, silakan ditunggu videonya. Untuk awal, bisa diliat live kami di
    http://dkantin.wordpress.com/2011/09/13/90-menit-bareng-dkantin/
    semoga menghibur :D

    ReplyDelete
  6. waooww lagu kalian membuat saya merinding menggigil meriang panas dingin.. luar biasa.. teruslah berkarya, majukan musik indonesia, pecat saya :D

    ReplyDelete
  7. lagunya bagus kawan2..
    terus berkarya untuk memajukan musik Bali dan Indonesia
    kolaborasi d'kantin dan Gung De 'Emoni' mantap bgt :)

    ReplyDelete
  8. @roy surya : kami siap memajukan musik indonesia. Apakah anda siap memundurkan teknologi informasi indonesia? :D
    @putuandis : Terima kasih putu :)

    ReplyDelete