Friday, August 12, 2011

Lombok, Kami Datang!

Jam menunjukkan pukul 5 pagi ketika salah seorang teman mendatangi rumahku pada hari itu. Gung Tango, salah satu personil Emoni telah siap dengan dandanan macho serta tidak lupa membawa tas yang berukuran cukup besar. Tidak perlu menunggu lama, Komar (Vokalis Marco Band) pun datang sambil menenteng tas plastik yang penuh berisi kabel. Akupun mempersilahkan mereka duduk sembari menunggu teman – teman D’Kantin dan personil Emoni lainnya datang.

Hari itu hari Jumat, tanggal 29 Juli 2011. Hari itu merupakan hari yang cukup bersejarah bagi D’Kantin. Aku (Yudha), Sanjaya, Abe serta Jaya’x akan melakukan perjalanan ke Lombok. Bukan untuk berlibur, tapi kita diundang untuk manggung oleh yayasan musik, OneDollarForMusic, yang menyelenggarakan acara Youth Matters di Lombok. Woohooo!

Tidak hanya kami, Emoni juga turut mengambil peran dalam show ini. Bersama talenta etnik harmoni asli Bali ini, kami akan menggemparkan Lombok dengan kolaborasi. Kolaborasi lagu kami dipandu dengan nuansa harmoni unik dari Emoni.  Tak lupa meminta bantuan Komar sebagai soundman yang cukup lama melintang di dunia permusikan Bali untuk turut serta ke Lombok.

Jam menunjukkan pukul 6.10 pagi. Setelah kedatangan dua rekan Emoni lainnya, Gung De dan Eka, kami mulai bergerilya memasukkan barang bawaan ke dalam mobil APV. Sembari menunggu Jaya’x yang belum memperlihatkan aura kehadirannya, kami mulai memperhitungkan barang bawaan dan alat – alat musik untuk diatur pada posisi yang aman dan tepat guna. Kenapa demikian? Oke, ini untuk bayangan ya. Ada satu mobil APV warna hitam. Selain diisi oleh manusia sebanyak delapan orang (D’Kantin = 4 orang + Emoni = 3 Orang + Soundman = 1 orang), mobil yang kemudian dapat disebut sebagai satu – satunya kendaraan utama kami menuju Lombok itu juga akan diisi 2 gitar, 1 bass, 1 kendang Bali, 1 rindik Bali (Ini serius), 600 buah majalah musik yang merupakan majalah titipan yayasan musik bersangkutan untuk turut dibawa ke lombok serta tas peralatan pribadi masing – masing orang yang menyempil penuh pemaksaan mengisi ruang – ruang dalam mobil yang bisa terisi. Jadilah pagi itu merupakan mimpi terburuk bagi si mobil. Jika dia bisa teriak, mungkin dia akan mengumumkan penyesalannya kenapa harus menjadi mobil yang memiliki hidup senaas ini. Diperlakukan dengan tidak berperikemobilan oleh kami semua. “TURUN MESINKAN SAJA SAYA, TUAAAAN!” Kira – kira mungkin begitu ucapan si mobil. “Maafkan kami ya ‘mbil”, ucap kami kemudian. (Berkata dengan bijak sambil minum teh dan menatap mentari pagi sembari menepuk – nepuk pundak mobil).

Setelah Jaya’x datang, kamipun meminta ijin kepada orang rumah dan memulai perjalanan ke Lombok. Menembus Jalanan By. Pass IB. Mantra yang masih sepi dan didominasi oleh udara dingin yang memaksa penduduk untuk tidak mau berhenti bergumul dengan kasur dan selimutnya. Sesekali terlihat juga penduduk yang telah siap untuk memulai aktivitasnya. Walaupun kadang terlihat wajah kasihan dari masyarakat yang tidak sengaja melihat kami yang bersempit – sempitan dalam satu atap (mobil) melintas di samping mereka. Mungkin mereka menduga kami adalah anak muda tanpa masa depan yang akan merencanakan perbuatan yang dilarang agama. “Yah, mau gimana lagi? Mobil ini aja minjem man”. Itupun setelah terlibat perdebatan alot apakah kami mau berdesak – desakan dengan satu mobil atau naik motor taxi menuju Lombok.

Baru 20 menit melaju, masalah pertama muncul. “Eh, koq mobilnya goyang – goyang ya?”, Ujar jaya’x. Astaga. Beneran goyang loh. Goyangnya mencurigakan antara ban kempis atau mungkin hobi si mobil yang suka dengerin dangdut. Tapi menurut analisaku, mungkin ini adalah awal perlawanan si mobil terhadap kami yang tidak memperlakukannya secara perikemobilan. Setelah berhenti dan memastikan kondisi ban, keputusan yang muncul adalah, “Cari Bengkel!”. Di bengkel yang terletak tidak jauh di tempat kami berhenti, montir pun menyatakan keadaan mobil dalam keadaan sehat selamat ampun deh dije. Hanya diberi injeksi angin tambahan pada ban dan selanjutnya kami pun GO!

rindiknya juga ikut dibawa sembahyang
Sebelum meninggalkan Bali, kami pergi dahulu ke pura Goa Lawah yang memang menjadi jalur yang pasti terlewati jika menuju Lombok. Memohon restu Tuhan yang Maha Esa. Berdoa agar kami semua selamat sampai ke tujuan dan hingga pulang ke Bali pun tetap baik – baik saja. Setelah mengatupkan tangan dan berdoa, semakin besar niat kami untuk memberikan penampilan terbaik kepada masyarakat Lombok tepatnya di Mataram. Lokasi di mana acara diselenggarakan.


Matahari sudah mulai meninggi saat mobil kami memasuki kapal laut yang siap menuju Lombok. Setelah memarkir mobil, kami pun menuju deck atas untuk segera memakan bekal yang telah dipersiapkan dari rumah. Tidak diperlukan waktu berapa lama bagi kami untuk beradaptasi dengan kondisi kapal. Sepertinya ini menjadi perjalanan yang seru. 4 jam dalam kapal laut? Wuiii, serasa ABK beneran. Namun baru 30 menit berada di deck saat kapal melaju, tidak ada satupun dari kami kuat diam di luar. Diputuskanlah bagi kami semua untuk memakai ruang vip kosong di kapal itu yang kami jajah dengan sekenanya. Disana juga kami sempat berbincang dengan beberapa penumpang. Seperti pasangan suami istri yang memiliki niatan jalan – jalan ke Lombok. Seorang bayi yang tergendong dalam pangkuan ibu dan neneknya yang memiliki misi pergi ke tempat kerabat mereka di Lombok. Tapi kami hanya mampu berkomunikasi dengan ibu dan nenek dari bayi itu. Karena tidak satupun dari kami yang mengerti bahasa bayi kalau kami ingin berbincang dengan bayi mungil itu.

Tiga setengah jam dan kapal mulai merapat ke pelabuhan Lembar, Lombok Barat. Setelah mobil keluar dari kapal, kami pun bersiap menuju tempat yang dituju. Akhirnya, setelah menyatroni Probolinggo tiga tahun yang lalu, kini D’Kantin pun mendapat kesempatan lagi untuk bermain di luar Bali. Nah, Lombok! Kami datang!, “Eh, Yud, dimana tempatnya?”, Pertanyaan dari teman – teman membuyarkan semangatku. Dan aku pun menjawab, “Eh, dimana ya?” *hening (bersambung)

5 comments:

  1. DENY KEMBAR EMONI SALAM BERJUTA HARMONIAugust 13, 2011 at 8:22 PM

    ditunggu cerita selanjutnya drama kolosal "THE DEATHLY HALLOWS PART 2-nya"

    ReplyDelete
  2. waw, d'kantin makin melanglang buana ni ceritanya?? trus gimana manggungnya di lombok? sukses kah? ato....

    ReplyDelete
  3. Bhahahahhaak!!
    Edan kalian!
    *baca sambil mabuk angin*

    ReplyDelete
  4. waw... jadi penasaran cerita selanjutnya.....
    apa gerangan yg terjadi????

    ReplyDelete
  5. Apakah yang terjadi? silakan dinikmati edisi ke dua nya :D

    ReplyDelete