Friday, December 23, 2011

3 X Sehari

padat merayap goyang

Apa yang terlintas di benak kalian ketika mendengar kata ‘3 x sehari?’ (tiga kali sehari ya, bukan tri eiks sehari :P) Makan? Minum obat? Atau olahraga ngangkat candi? Setiap orang pastinya akrab dengan 3 x sehari. Begitu juga dengan sebuah band. Sebuah band yang hingga kini telah malang melintang di gurun permusikan Bali. Saking awetnya melakukan perjalanan, konon katanya band tersebut akan menjadi penerus rombongan biksu Tong dalam mencari kitab suci. Kita sebut saja band itu Dkantin…. #menerawang #minum teh hangat #teh hangatnya tumpah #teriak – teriak kesurupan



10 Desember 2011 mungkin menjadi momen tidak terlupakan bagi DKantin. Disaat itulah kami akhirnya merasakan manggung di tiga acara berbeda yang terpisahkan oleh dua kabupaten. Akibat padatnya event yang biasanya muncul secara musiman di Bali, kini Dkantin pun turut merasakannya. Entah akibat manajemen waktu kami yang amburadul atau memang event nya muncul secara bersamaan untuk mengetes kesiapan kami menjadi pencari kitab suci. Ketika ada tawaran manggung pada tanggal itu maka kami pun menyanggupinya dengan sedikit linglung terhadap jadwal yang lain. Untungnya masih ada personil yang menjadi time keeper, sehingga walaupun kami bermain dalam satu hari yang sama, jam nya tetap berbeda. (ya iyalah, gimana caranya manggung di tiga tempat dalam waktu bersamaan? Memangnya amoeba? Bisa membelah diri? :P)

di pendopo Raja Udayana

demam panggung
H-1. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan saat jadwal padat, pengecekan teknis pada alat masing – masing personel pun dilakukan. Sanjay yang megecek kesiagaan gitar + kondisi senar, Aku yang menjaga keelokan lekuk bass ku yang seksi (eh?), Abe yang latihan mukul – mukul batako untuk stabilitas prima dalam menghentakkan cajon (lo?) dan Jayak yang menyetel pita suaranya agar maksimal (emang bisa ya?). Setelahnya pun kami menyiapkan kondisi agar performa yang ditampilkan semakin mantap. Mulai dari makan makanan bergizi seperti coklat, es krim dan segala makanan ber-msg. Minum aki dan bensin sampai mengundurkan diri sementara dari acara kumpul – kumpul di Pasar Badung bersama teman - teman agar dapat beristirahat lebih dini (hanya istirahatnya yang bener, untuk minum bensin dan aki itu hoax ya, jangan ditiru!)

The Judgment Day has Come. Hari sabtu kelabu itu pun datang (kelabu soalnya dari pagi emang sudah mendung sih). Kami berkumpul di rumah Abe dari jam 10 pagi. Destinasi pertama adalah Fakultas Ekonomi Unud. Sebuah acara seminar yang digagas oleh mahasiswa FE. Konsep akustikan menjadi pilihan kami. Untungnya saat itu suasana masih pagi menjelang siang. Jadilah kami membakar semangat para peserta seminar yang sudah mulai loyo karena mengikuti seminar sedari jam 9. Ketika jarum jam menunjukkan pukul 11.15 wita, mulailah kami merecoki mereka dengan lawakan garing dan lagu yang sudah dipersiapkan. Disini juga kami memperkenalkan lagu baru Dkantin yang berjudul ‘Selalu Ada’.

Selain kami ada juga Nosstress. Band trio folks akustik dari Bali. Setelah kami manggung dan sebelum mereka (Nosstress) naik panggung, kami malah sempat bersenda gurau dan kolaborasi dadakan (antara Dkantin dan Nosstress aja sih). Mungkin dari sini nanti kami bisa melakukan kolaborasi di khalayak yang lebih luas lagi suatu hari nanti. Setelahnya pun Nosstress manggung dan giliran kami yang menonton.

Destinasi berikutnya. Kuta. Yeah! Sebuah lokasi yang menjadi target para wisatawan bersinggah ketika mereka sempat melali ke Bali. Di Kuta ini juga ada event yang dibuat tepat disamping areal pantai. Nama acaranya Youtheria. Nah, yang punya gawean acara ini adalah STP Bali. Setelah badan merasa remuk karena harus meliuk – liuk di antara macetnya jalanan Kuta dan jalanan bolong – bolong dalam perjalanan menuju lokasi acara, akhirnya kami sampai dengan selamat, tetap ganteng walaupun dengan muka lecek dan rambut bergaya macho.

berusaha tampil ganteng

satu satu aku sayang Ibu, dua dua aku sayang Ayah, tiga tiga.. Sesuatu...
dan inilah si hebat David Haslehoff, kami merasa terhormat
terimakasih buat Myth & Rustle clothing yg merelakan bajunya kita peluhi
Ketika sunset memberikan lukisan terbaiknya di batas khatulistiwa, alunan lagu gosip mengalun merdu dan membuat suasana tambah adem tepat jam 5 sore lebih dikit- dikit lah. Selain gosip, Dkantin juga membebal telinga penonton yang semakin lama semakin mendekat dengan lagu Bersamamu dan Selalu Ada (sekalian promosi lagu baru juga sih :P). Setelah kami ternyata ada Emergency Exit. Band aliran jazz yang juga merupakan kawan kami. Suasana pun tambah adem dan ketika mereka selesai, kami harus pamit untuk menuju ke lokasi terakhir. Alasan lainnya karena langit yang tadi cuma mendung sedikit sekarang mulai menampakkan tingkah mencurigakan seakan ingin menumpahkan hujannya dengan tega. Yuk! Cuus!!!

Langit mulai menjadi gelap. Suasana toko buku Togamas yang terletak di Galeri Museum Sidik Jari di jalan Hayam Wuruk, Denpasar ternyata sudah mulai ramai. Adalah Shereg Art Community dari ISI Denpasar yang membuat acara pameran karya di museum sidik jarinya. Waktu masih menunjukkan jam setengah delapan malam ketika kami memarkirkan motor kami masing – masing dengan rapi. Sungguh sangat opposite dengan muka kami yang menjadi semakin tidak rapi diperkosa angin dan debu jalanan. Masih ada waktu, kami pun beristirahat di lokasi acara. Ada yang sambil menonton pengisi acara yang sedang tampil, ada yang ngacir ke toko buku di sampingnya. Ada juga yang menjadi tukang parkir dadakan karena merupakan panggilan jiwanya :P

Jam delapan malam lewat lima belas menit kami pun naik panggung. Disini kami membawakan Bersamamu, Selalu Ada dan Alone. Riuh tepuk tangan dan apresiasi dari penonton yang jumlahnya lumayan cukup membangkitkan semangat kami saat itu. Kami pun mengakhiri hari itu dengan sempurna (menurut kami sih). Setelahnya hujan turun dari langit seakan ingin menyegarkan kembali diri kami yang telah tiga kali berturut – turut mencoba membahagiakan kawan – kawan lewat alunan musik dan lirik dari Dkantin. Semoga kawan – kawan semua menjadi senang akan kehadiran kami dan Dkantin akan berusaha memberikan yang terbaik bagi kalian semua :D

kidung kasmaran di Pura Desa
lomba meniup mic, semangat!
Puput = selesai
*terimakasih untuk Zenith Syahrani yang tulus iklas memotret kami

*terimakasih untuk videografer ganteng @deurip

Pesan moral dari cerita ini : Manggung 3 x sehari itu ternyata tidak segampang makan, minum obat atau ngangkat candi 3 x sehari (oke, oke, yang ngangkat candi ga termasuk hitungan ya). Sekarang kami tahu kenapa musisi professional itu tahan banting. Tour keliling dengan hitungan waktu yang mepet – mepet. Perlu kesungguhan, kesiapan dan totalitas yang tinggi. Anggap aja ini latihan sebelum Dkantin bisa tour kemana – mana juga (ngarep :P). Baiklah. Selanjutnya apa yang akan Dkantin lakukan? Sepertinya kami harus rekaman dulu deh. Ada yang setuju ga? Hehehe, hari semakin malam, yuk, istirahat :D *GROOOK, GROOOK, ZZzzz…

2 comments:

  1. Wah, lagu barunya yang punya judul 'selalu ada' itu cadas banget. Saya sampai muterin terus videonya. Ayo, Dkantin, kapan kalian manggung di Jakarta? Temen - temen sudah ta sabar menunggu kalian. :D sukses terus buat Dkantin *stand up applause

    ReplyDelete
  2. seru banget denger cerita sanjay dan abe meliuk2 di keramaian kuta sambil bawa cajon :D

    ReplyDelete